Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 09 Juni 2013

Sejarah dan Perkembangan Jurnalistik


SEDIKIT INFO MENGENAI JURUSAN ILMU KOMUNIKASI UNILA

  1. Akreditasi :A
  2.  Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Lampung (Unila) masuk dalam 10 besar Indonesia Best Graduate School of Communications 2012 versi Majalah Mix Marketing Communications (MarComm Magazine) dan menempati urutan ke 8. Hasil tersebut berdasarkan Survei Indonesia Best Graduate School 2012 yang hasilnya telah dimuat di MarComm Magazine edisi Juni 2012

PELAKU KOMUNIKASI (KOMUNIKASI ANTARPRIBADI)

Pelaku Komunikasi

Yang menentukan gaya komunikasi Anda, situasi komunikasi semacam apa yang Anda suka dan mana yang Anda hindari, serta apakah Anda sama dan berbeda dan orang lain dalam hal komunikasi Anda—maka dengan sendirinya Anda akan terikat dengan teori teori ini pada tradisi sosiopsikologi.
Sementara itu, para peneliti pada tradisi ini tertarik dalam mengelompokkan ciri komunikasi, bahkan yang lebih penting lagi adalah pemahaman apa yang ada di balik
perilaku. Dengan kata lain, pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang mendorong perilaku dan proses mental yang kita gunakan untuk mengambil keputusan mengenai apa yang harus dikatakan serta bagaimana kita harus bereaksi pada situasi komunikasi yang paling tinggi di sini.
Salah satu persoalan yang sentral pada tradisi ini adalah bagaimana kita mengolah informasi dan menyusunnya ke dalam sistem kognitif. Kita menerima banyak informasi setiap hari. Beberapa dari informasi ini adalah fakta, sedangkan beberapa adalah informasi yang bermuatan nilai dan opini, intormasi yang meininta tindakan, dan sebagian memberikan penjelasan. Bagaimana Anda mengolah informasi ini? Apa yang Anda lakukan dengan informasi tersebut? Bagaimana informasi tersebut sesuai dengan pola mental Anda dan informasi lainnya yang telah Anda serap selama ini?
     Teori tentang sifat dan pengolahan informasi berakar dengan kuat pada psikologi dan berorientasi psikologis, tetapi ketika Anda berpikir tentang diri Anda, Anda segera menyadari bahwa sebagian besar dari diri Anda dibentuk oleh initeraksi dalam kelompok sosial dan terdiri dart budaya Anda, kisah Anda sebagai seseorang, dan kesan yang telah Anda ciptakan dengan orang lain selama berinteraksi seumur hidup. Walaupun banyak masyarakat Barat menggolongkan sitat dan perbedaan setiap individu, hal ini hanyalah bagian dari sebuah kisah. Sebenarnya, identitas Anda banyak bergantung pada apa yang Anda bagi dengan orang lain. Perbedaan ini—antara konstruksi psikologis dan konstruksi sosial—menciptakan sebuah titik pembagi dalam teori-teori sosiopsikologis dan sosiokultural mengenai pelaku komunikasi.

TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS
     Tradisi sosiopsikologis dalam teori komunikasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada bagairnana cara kita berpikir tentang pelaku komunikasi sebagai individu. Hal initentu dapat dirnengerti ketika kita menyadari bahwa sebagian besar karya ini, baik yang berasal atau dimodelkan pada penelitian psikologi merupakan penelitian tentang perilaku manusia.
     di balik tradisi sosiopsikologis ada  memahaimi bagaimana dan meng individu manusia berperilaku seperti yang mereka perbuat, sedangkan dalam komunikasi, ilmu pengetahuan dalam tradisi ini mencoba untuk menjawab pertanyaan,”Apa yang memperkirakan  bagaimana pelaku komunikasi akan berpikir dan bertindak dalam kondisi seperti ini?” Kita akan melihat pada dua jenis teori dalam tradisi teori sifat dan teori kognitif.


Teori Sifat

     Sifat adalah sebuah kualitas atau karakteristik pembeda; inimerupakan cara berpikir, merasakan, dan bertingkah laku yang konsisten terhadap situasi. Sifat-sifat tersebut sering kali digunakan untuk memprediksi perilaku sehingga dapat dipahami jika teori sifat dan perilaku dimasukkan ke dalani bagian yang sama. Mungkin yang paling diyakini oleh para psikolog saat ini adalah bahwa perilaku ditentukan oleh sebuah gabungan dari faktor sifat dan situasi. Bagaimana Anda berkomunikasi dalam situasi tertentu bergantung pada sifat yang Anda perlihatkan sebagai seorang individu dan situasinya atau lingkungan di mana Anda dapat menemukan identitas Anda sendiri.

     Penelitian di bidang komunikasi telah mempelajari berbagai jenis sifat dan kami tidak dapat membahas semuanya di sini. Sebagai contoh, kami memunculkan dua sifat yang paling sering diteliti dalam komunikasi—prtentangan dan kecemasan berkomunikasi. Kedua hal tersebut adalah sifat paling mendasar yang diteliti dalam tradisi ini dan dihadirkan sebagai sebuah bentuk dasar mengenai bagaimana penelitian ini dilakukan. Kami membahas pendekatan faktor sifat, di mana kelompok sifat tersebut dianggap menyatu, dan kemudian membahas kajian sifat yang Iebih luas dalam penelitian watak dan biologi.

     Pertentangan. Pertentangan (argumentativeness) adalah kecenderungan untuk ikut serta dalam percakapan tentang topik-topik kontroversial, untuk mendukung sudut pandang Anda, dan untuk mcnolak keyakinan yang berbeda. Doininic infante dan para koleganya yang bertanggung jawab mengembangkan konsep ini meyakini bahwa pertentangan dapat meningkatkan pembelajaran. membantu seseorang untuk memahamisudut pandang orang lain, mempertinggi kredibilitas, dan membangun keterampilan berkomunikasi. Individu yang menyukai pertentangan diartikan sebagai seseorang yang sombong, walaupun tidak sernua orang sombong memiliki sifat argumentatif. Secara umum sangat mungkin untuk menjadi sombong tanpa mempertentangkan pendapat Anda. Untuk mengatasi konsep ini, para penulis membedakannya ke dalam dua kelompok variabel—pertentangan yang merupakan sifat positif serta keagresifan verbal dan permusuhan yang merupakan sifat negatif. Sebenarnya, mengetahui cara menyanggah yang benar mungkin dapat menjadi sebuah solusi untuk mengatasi kecenderungan agresif yang sangat menyakitkan. sehingga semua ini memiliki kernungkinan untuk saling menyeimbangkan.
     Kecemasan dalam Berkomunikasi dan Bersosialisasi. Banyak orang yang takut atau tidak suka berkomunikasi serta telah banyak penelitian tentang kecemasan dan ketakutan berkomunikasi. Ketakutan berkomunikasi adalah bagian dari kelompok konsep yang terdiri atas penghindaran sosial, kecemasan sosial, kecemasan berinteraksi, dan keseganan. Sebagai sebuah kelompok, hal inidisebut juga dengan kecemasan dalan berkomunikasi dan bersosialisasi (social and communicative anxiety).


     Kecemasan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi sangat berhubungan dengan bagaimana kita berpikir tentang din kita sendiri dalam hubungannya dengan situasi komunikasi. Pikiran negatifdapat  membuat kita merasa gelisah yang mencegah seseorang untuk mempertimbangkan semua informasi dan tanda-tanda pada lingkungan sekitar, mengacaukan pengolahan informasi secara normal, serta dapat memperkuat penilaku seperti penarikan din dan masyarakat.

     Model Faktor-Sifat. Salah satu model faktor-sifat yang paling terkenal adalah mod elfaktor-sifat yang dipaparkan oleh Digman. Model ini mengidentifikasi lima faktor umum yang dalam sebuah kombinasi menentukan sifat setiap individu dengan lebih spesifik. Lima faktor tersebut, meliputi (I) neuroticism atau kecenderungan untuk merasakan emosi negatif dan kesedihan; (2) extraversion atau kecenderungan untuk menikmati berada dalam kelompok, menjadi tegas, dan berpikir optiinis; (3) openness atau kecenderungan untuk menjadi reflektif, meiniliki imajinasi, memperhatikan perasaan dan dalam hati, dan menjadi peinikir mandiri; (4) agreeableness atau kecenderungan untuk menyukai dan menjadi simpatik kepada orang lain, ingin membantu orang lain, serta untuk menghindari permusuhan; dan (5) conscientiousness atau kecenderungan menjadi pribadi yang disiplin, melawan gerak hati nurani, menjadi teratur, dan memahainipenyelesaian tugas.

     Sifat, Watak, dan Biologis. Sifat adalah kecenderungan dari watak yang berakar pada susunan neurobiologis yang ditentukan secara genetis atau aktivitas otak (Beatty dan James McCroskey ).Menurut Beatty dan McCroskey, bagaimana kita merasakan dunia sangat berhubungan dengan apa yang terjadi pada otak kita dan sebagai akibatnya, sebagian besar ditentukan secara genetis. Menurut teoni ini, pengaruh dan lingkungan atau pembelajaran, tidaklah terlalu penting, sehingga kita dapat memperkirakan bahwa perbedaan setiap individu dalam bagaimana manusia berkomunikasi dapat dijelaskan secara biologis.


Kognisi dan Pengolahan Informasi

     Jika teori sifat memberi Anda beberapa nama untuk menggambarkan din Anda sendiri dan pelaku komunikasi lainnya, maka teori pengolahan informasi bekerja di belakang layar untuk menjelaskan bagaimana Anda berpikir, bagaimana Anda mengatur dan menyimpan informasi, serta bagaimana kognisi membantu membentuk perilaku Anda. Kami membahas beberapa teori kesadaran yang sangat penting dalam literatur komunikasi; teori atribusi, teori penilaian sosial, dan teori penguraian kemungkinan. Teorit eori tersebut telah menjadi dasar untuk tradisi sosiopsikologis yang memberikan dasar untuk memahami bagaimana interpretasi dan persuasi terjadi di antara individu
.
     Teori Atribusi. Teori atribusi bermula dengan gagasan bahwa setiap individu mencoba untuk memahami perilaku mereka sendiri dan orang lain dengan mengamati bagaimana sesungguhnya setiap individu berperilaku. Sebagai pelaku komunikasi, kita harus berpikir logis kenapa kita berperilaku demikian, dan kadang-kadang kita ingin agar kita dapat menjelaskan kenapa orang lain juga berperilaku seperti itu.


     Teori Penilalan Sosial. Teori atribusi menunjukkan kepada kita pentingnya penilalan interpersonal. Teori penilaian sosial, sebuah karya dalam ilmu psikologi sosial, berfokus pada bagaimana kita membuat penilaian mengenai pernyataan yang kita dengar. Sebagai contoh, seandainya teman baik Anda mengagetkan Anda dengan mendiskusikan sebuah pendapat yang sangat bertentangan dengan yang Anda yakini tentang sesuatu. Bagaimana Anda akan menangani hal ini? Apa akibat dan pernyataan ini pada keyakinan Anda? Teori penilaian sosial, berdasarkan karya Muzafer Sherif dan koleganya mencoba untuk memperkirakan bagaimana Anda akan menilai pesan dan teman Anda dan bagaimana penilaian ini akan berpengaruh pada sistem keyakinan Anda sendiri.

     Teori Kemungkinan Elaborasi. Sebagaimana yang Anda pelajari tentang teori penilaian sosial pada bagian sebelumnya, mungkin Anda telah menyadari bahwa Anda tidak selalu membuat penilaian secara sadar tentang apa yang Anda dengar. Anda menaruh kecurigaan terhadap sesuatu, sambil mengalihkan pada topik lain dengan sangat serius. Sewaktu-waktu, Anda terbawa oleh sesuatu dengan tidak disadari, Anda benar-benar menentang tingkat kesadaran Anda. Sementara itu, Anda kadang-kadang mempertimbangkan sesuatu untuk sementara dan membuat penilaian dalam keadaan agak sadar untuk mengubah opmi Anda.
     Kemungkinan elaborasi (elaboration likelihood) adalah suatu kemungkinan bahwa Anda akan mengevaluasi informasi secara kritis. Kecenderungan elaborasi ini adalah sebuah variabel yang berarti bahwa teori ini dapat menyusunnya dan yang kecil kepada yang lebih besar. Penguraian kemungkinan ini bergantung pada cara Anda mengolah pesan. Ada dua rute untuk pengolahan informasi—rute sentral dan periferal. Elaborasi atau berpikir secara kritis terjadi pada rute sentral, sen-ientara ketiadaan berpikir secara kritis terjadi pada rute periferal. Dengan demikian, ketika Anda mengolah informasi melalui rute sentral, Anda memikirkan secara aktif dan mempertimbangkannya benlawanan dengan yang telah Anda ketahui; Anda menanggapi semua argumen dengan hati-hati. Jika sikap Anda berubah, maka hal tersebut mengarahkan Anda pada perubahan yang relatif kekal,  yang mungkin memengaruhi bagaimana Anda berperilaku sebenarnya. Ketika Anda mengolah infomasi melalui rute periferal, Anda akan sangat kurang kritis. Perubahan apa pun yang terjadi, mungkin hanya sementara dan kurang berpengaruh pada bagaimana Anda bertindak. Akan tetapi, ingatlah bahwa karena kecenderungan elaborasi adalah sebuah variabel, Anda mungkin akan menggunakan kedua rute tersebut sampai taraf tertentu, bergantung pada seberapa besar keterkaitan personal isu tersebut terhadap Anda.






.
TRADISI SIBERNETIKA

     Teori sibernetika menekankan hubungan timbal balik di antara semua bagian dan sebuah sistem. Di sini, kami akan menyajikan dua genre teori sibernetika. Pertama, satu kelompok teori yang umumnya berasal dan rubrik penggabungan informasi (information-integration). Kedua, satu kelompok teori yang pada umumnya dikenal sebagai teori konsistensi.



Teori Penggabungan Informasi
    
     Pendekatan penggabungan informasi (informationi ntegration) bagi pelaku komunikasi berpusat pada cara kita mengakumulasi dan mengatur informasi tentang semua orang, objek, situasi, dan gagasan yang membentuk sikap atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara yang positif atau negatif terhadap beberapa objek. Pendekatan penggabungan informasi adalah salah satu model paling populer yang menawarkan untuk menjelaskan pembentukan informasi dan perubahan sikap. Model ini bermula dengan konsep kognisi yang digambarkan sebagai sebuah kekuatan sistem interaksi. Informasi adalah salah satu dan kekuatan tersebut dan berpotensi untuk memengaruhi sebuah sistem kepercayaan atau sikap individu. Sebuah sikap dianggap sebagai sebuah akumulasi dan informasi tentang sebuah objek, seseorang, situasi, atau pengalaman.
     Dua variabel nampaknya memiiki peranan penting dalam memengaruhi perubahan sikap. Pertama adalah valence atau arahan. Valence mengacu pada apakah informasi mendukung keyakinan Anda atau menyangkal mereka. Ketika informasi menyokong keyakinan informasi tersebut mempunyai valence. Ketika tidak menyokong, maka tidak ada valanceJika Anda berbaik hati untuk menanamkan uang pajak Anda pada eksplorasi manusia di Mars, maka pernyataan yang menentang penggunaan uang tersebut akan menjadi negatif dan yang mendukungnya akan menjadi pernyataan positif.
     Variabel kedua yang memengaruhi dampak dan informasi adalah bobot yang Anda berikan terhadap informasi. Bobot adalah sebuah kegunaan dan kredibiitas. Jika Anda berpikir bahwa informasi tersebut adalah benar, maka Anda akan memberikan bobot yang lebih tinggi pada informasi tersebut; jika tidak, maka Anda akan memberikan bobot yang lebih rendah. Jelasnya, semakin besar bobotnya, semakin besar pula dampak dan informasi tersebut pada sistem keyakmnan Anda—tentang sebuah misi ke Mars atau yang lainnya.


          Teori Nilai Ekspektasi. Salah satu dan ahli teori penggabungan informasi yang sangat terkenal dan dihormati adalah Martin Fishbein. Karya Fishbein menyoroti sifat kompleks dan perilaku yang diketahui sebagai teori nlai ekspektasi (expectancy-value theory). Menurut Fishbein, ada dua macam keyakinan. Pertama, yakin pada suatu hal. Ketika Anda meyakini sesuatu, Anda akan berkata bahwa hal tersebut ada. Kedua, yakin tentang adalah perasaan Anda pada kemungkinan bahwa hubungan tertentu ada di antara dua hal. Sebagai contoh, Anda mungkin percaya akan potensi ekspansi pengetahuan yang sangat besar dengan eksplorasi ruang angkasa. Mungkin juga Andaber keyakinan tentang manfaat observasi manusia langsung dalam memperoleh pengetahuan tersebut. Menempatkan keduanya secara hersamaan akan membentuk sebuah sikap positif mengenai pengiriman manusia biasa ke Mars.

Selasa, 15 Januari 2013

PENGERTIAN DEMOKRASI


PENGERTIAN DEMOKRASI
Istilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.
Jeff Hayness (2000) membagi pemberlakuan demokrasi ke dalam tiga model berdasarkan penerapannya. Ketiganya yaitu demokrasi formal, demokrasi permukaan (façade) dan demokrasi substantif. Ketiga model ini menggambarkan praktik demokrasi sesungguhnya yang berlangsung di negara manapun yang mempraktikkan demokrasi di atas bumi ini.
1. Demokrasi formal ditandai dengan adanya kesempatan untuk memilih pemerintahannya dengan interval yang teratur dan ada aturan yang mengatur pemilu. Peran pemerintah adalah mengatur pemilu dengan memperhatikan proses hukumnya.
2. Demokrasi permukaan (façade) merupakan gejala yang umum di Dunia Ketiga. Tampak luarnya memang demokrasi, tetapi sama sekali tidak memiliki substansi demokrasi. Pemilu diadakan sekadar para os inglesses ver, artinya "supaya dilihat oleh orang Inggris". Hasilnya adalah demokrasi dengan intensitas rendah yang dalam banyak hal tidak jauh dari sekadar polesan pernis demokrasi yang melapisi struktur politik.
3. Demokrasi substantif menempati rangking paling tinggi dalam penerapan demokrasi. Demokrasi substantif memberi tempat kepada rakyat jelata, kaum miskin, perempuan, kaum muda, golongan minoritas keagamaan dan etnik, untuk dapat benar-benar menempatkan kepentingannya dalam agenda politik di suatu negara. Dengan kata lain, demokrasi substantif menjalankan dengan sungguh-sungguh agenda kerakyatan, bukan sekadar agenda demokrasi atau agenda politik partai semata.
Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris, It has been said that democracy is the worst form of government except all the others that have been tried. Demokrasi bukan sistem pemerintahan terbaik, tetapi belum ada sistem lain yang lebih baik daripadanya.
Negara, biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem demokrasi modern. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Sebab demokrasi saat ini disebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi berkembang menjadi sebuah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti Indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-norma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah merobah lembaga feodalistik (perilaku yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan kesejahteraan.
Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut (eksekutif, yudikatif dan legislatif) adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara tersebut.
Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih). Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi.

 Oleh M. Masad Masrur